SOROTAN

6/recent/ticker-posts

Homestay Naik Kelas, Wamenparekraf RI Tinjau Langsung di Banyuwangi

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Angela Tanoesoedibjo tinjau langsung program Homestay Naik Kelas di Banyuwangi didampingi langsung oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi. (06/07).

Wamenparekraf RI, Angela saat berkunjung ke Didu's Homestay
foto: dok. istimewa

Program tersebut merupakan peningkatan kualitas homestay dari sisi sumber daya manusia, pelayanan, hingga sarana prasarana guna meningkatkan wisatawan yang menginap di homestay.

Dalam kunjungan pertamanya, Wamenparekraf RI Angela meninjau Didu's Homestay. Memiliki total sembilan pondok dengan berbagai jenis kamar seperti tipe bungalow untuk 2 orang dan 3 orang. Hingga pondok dengan tipe keluarga yang dapat menampung hingga 5 keorang.

Meski terkesan tradisional, setiap pondok difasilitasi kamar mandi dalam dengan western toilet. Di area tengah homestay terdapat sebuah pendopo untuk pengunjung yang ingin bersantai.

Berlanjut ke lokasi kedua di homestay Kedaton Wetan yg mendapatkan Juara terbaik ajang EJTA Jatim 2021. 

Dengan nuansa rumah adat asing sebagai bentuk dukungan terhadap perkembangan wisata di kabupaten Banyuwangi, khususnya di desa wisata adat Osing Kemiren. 

Dengan konsep rumah adat osing Banyuwangi dan ditambah ornamen barang-barang antik suku osing serta kasur merah hitam yang terbuat dari kapuk, tentunya menjadi khas milik masyarakat osing Desa Kemiren.

Wamen Angela mengungkapkan kekaguman terhadap Banyuwangi. Dengan segala inovasi dan keramahan masyarakatnya bikin berkesan.

"Tadi sudah melihat beberapa homestay, ini mudah-mudahan menjadi replika dari beberapa daerah lain." kata Wamen Angela.

Banyuwangi dalam 10 tahun terakhir tidak mengizinkan pendirian hotel melati atau kelas 3 kebawah.

Kadisbudpar Bramuda menyampaikan, Inovasi Homestay Naik Kelas merupakan peningkatan ekonomi yang dampaknya langsung dirasakan oleh warga. Dan juga, diperkuat dengan kebijakan daerah yang membatasi pendirian hotel bintang tiga ke bawah, yang tentunya memperkuat pengembangan homestay di Banyuwangi.

"Pembatasan ini tentu upaya untuk mengangkat homestay-homestay warga supaya efeknya terasa langsung kepada warganya." ungkap Bramuda.

Dampak ekonomi pengembangan pariwisata tersebut harus menjadi terukur, terutama dalam mengerek ekonomi warga. Di Banyuwangi, pariwisata ikut mendorong penurunan kemiskinan. Pendapatan per kapita juga terkerek naik.