SOROTAN

6/recent/ticker-posts

Upgrade Skill! Muda-Mudi di Banyuwangi Ikuti Workshop Writing, Photography, Social Media

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Banyuwangi menggelar Workshop untuk meningkatkan kemampuan milenial dalam memposting di media sosial (medsos). Kegiatan tersebut di geber di Warung Pakdhe Panjang Jiwo yang berada di Jalan MH. Thamrin No. 256, Kecamatan Giri, Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (27/12).

foto: workshop writing, photography and social media
dok. istimewa


Acara yang bertajuk ‘Upgrade Skill Writing Photograpy & Social Media’ ini diikuti oleh muda-mudi Bumi Blambangan dengan ribuan pengikut di platform Instagram. Mereka diberi pemahaman dengan menggandeng Good News From Indonesia (GNFI) dan Photographer National Geographic (NatGeo) Indonesia.


Kegiatan workshop ini dibuka oleh Kepala Bidang (Kabid) Pemasaran Disbudpar Banyuwangi, Ainur Rofiq. Dalam arahannya, dia menyampaikan tentang pentingnya foto dan caption sosmed yang baik supaya platform bisa dilirik publik.


Rofiq mencontohkan, ibarat perihal Covid-19 kemarin, banyak lalu lalang di sosmed hampir tidak ada yang mengangkat sisi positifnya COVID-19 itu.


“Kalau kita bisa melihat segi positif Covid, virus tersebut mengajarkan kita untuk senantiasa menjaga pola kebersihan dan hidup sehat”. ungkapnya.


Dia berharap, kegiatan ini dilaksanakan supaya para pegiat Sosmed turut serta dalam mempromosikan destinasi, budaya dan kuliner yang ada di Bumi Blambangan.


“Jadi, mereka bisa mengenalkan potensi-potensi yang ada di Kabupaten Sunrise Of Java,” katanya.


Selanjutnya, kegiatan diisi oleh narasumber dari Social Media Manager GNFI, Dwina Henti. Ia menguraikan bahwa Istagram merupakan sosmed yang paling disukai untuk mecari inspirasi liburan akhir tahun. Tercatat presentasenya 87%.


“Perilaku Gen Z yaitu di usia 18-24 tahun. Mereka paling banyak berselancar tentang kuliner dan wisata,” ungkapnya.


Disamping itu, Dwina juga menjelaskan terkait beberapa hal penting yang perlu diperhatikan supaya akun Istagram terdeteksi oleh algoritma.


Pertama, komitmen dan konsisten dalam membuat konten serta mempunyai topik yang menarik. 


“Desain yang baik dan menarik juga mampu menarik orang untuk melihat,” ujarnya.


Kemudian, intensitas postingan, jam posting dan melihat best perfoming post (pastikan akun Instagram sudah akun bisnis).


“Yang terakhir yakni, interaksi dengan pengikut Sosmed kalian. Minimal menjawab komentar dan delivery message (DM),” cetusnya.


Selanjutnya, pemaparan dilakukan oleh Founder & Editor in Chief GNFI, Akhyari Hananto, mengajarkan tentang menulis caption yang baik dan mampu membuat seseorang penasaran tentang tulisan tersebut.


"Menulis dengan angle yang berbeda dengan orang lain. Meski objeknya sama namun sudut pandangnya berbeda,” tuturnya.


Menurutnya, penulisan caption sangat berpengaruh dan membantu mensin pencarian untuk menunjukkan akun Sosmed kalian.


“Penting menulis caption dengan ditambahkan hastag yang lagi tranding yang setema. Jadi ketika ada orang mencari yang muncul langsung akun kita,” urainya.


Disisi lain, contributor photographer NatGeo Indonesia, Rendra Kurnia, menjelaskan tentang teknik- teknik cara mengambil angle-angle foto yang baik dan benar.


“Ciri sebuah foto yang bagus adalah mampu menjelaskan apa yang ada didalam foto tersebut. Tanpa harus menjelaskan,” ungkapnya.


Adapun Teknik-teknik yang dijelaskan pada saat melakukan street photography yakni, komposisi rule of thirds atau aturan 1/3 bidang, golden ratio, leading lines, negative space, centered composition and symmetry. 


Rendra menambahkan, untuk menghasilkan foto yang baik perlu sebuah jam terbang yang tinggi. Karena itu kalian anak-anak muda tetap semangat. 


“Usaha tidak akan menghianati hasil, yang terpenting kalian tetap fokus berkarya,” imbuhnya.


Sebagai informasi, pada saat kegiatan berlangsung. Para peserta workshop terlihat sangat antusias. Mereka satu per satu silih berganti bertanya kepada narasumber.