SOROTAN

6/recent/ticker-posts

PKK di Banyuwangi Punya Bisnis Bispanci

Aktivitas kelompok Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Dusun Sumberkepuh, Desa Kedungwungu, Kecamatan Tegaldlimo nampak berbeda. Tak hanya sekedar melakukan perkumpulan biasa, namun mereka memiliki gagasan inovasi yang unik.

Pasalnya, para ibu-ibu muda itu, berhasil memulai inovasi bisnis Bispanci atau Biskuit Pakan Kelinci. Seperti apa? Yang pasti bukan biskuit makanan pada umunnya. Karena pakan itu merupakan perpaduan antara tumbuban atau sampah organik serta ransum sebagai perangsang makanan ternak untuk kelinci.

Ide itu tercetus setelah beberapa mahasiswa Fakuktas Pendidikan Kedokteran Hewan dari Universitas Airlangga (Unair) Banyuwangi, mendampinginya. Aktivitas itu terus berlanjut dengan pembinaan peran ibu-ibu penggerak PKK dari Kecamatan Tegaldlimo.

Menurut salah seorang anggota PKK Desa Kedungwungu, Nur Tri, inovasi itu muncul setelah survey di lapangan terdapat banyak peternak kelinci di daerahnya. Pihaknya menilai, pakan yang selama ini digunakan kurang mendapat asupan maksimal.

"Para peternak masih memberi konsentrat dan rumput. Dari situ, kami kemudian diberikan pengetahuan oleh mahasiswa Unair untuk membuat pakan  buatan yang sehat, yakni dari bahan-bahan organik," ungkap Nur, Kamis (20/7/2017), saat pameran Inovasi Teknologi di Taman Blambangan.

Selain itu, alasan lain yakni melimpahnya bahan baku organik atau pakan alami di daerahnya. Akan tetapi sejauh ini, mereka belum mampu memaksimalkannya.

Bahan dasar Bispanci, lanjut Nur, yaitu perpaduan rumput dan daun hijauan antara lain rumput teki, krokot, daun lamtoro, kangkung, serta bayam. Kemudian dicampur bahan lain sebagai ransum, yakni tepung tapioka, garam, bekatul, ampas tahu, jagung dan temulawak.

"Semua bahan dicampur jadi satu. Kemudian diolah sedemikian rupa selanjutnya setelah jadi adonan, bahan kemudian dikukus untuk menjaga agar awet dan tidak menimbulkan penyakit (kembung). Sebenarnya setelah tahu itu caranya mudah dan cukup simpel tapi kan ibu-ibu tidak tahu kalau tidak ada yang mengarahkan," ujarnya.

Tak hanya, itu produk tangan ibu PKK tersebut juga masuk 10 besar dalam uji lab yang dilakukan di Unair Surabaya. Yang membanggakan lagi, Bispanci buatan ibu-ibu ini akan masuk pada perlombaan di Makasar. "Setelah diuji ternyata, Bispanci ini kandungan gizi dan proteinnya sudah mencukupi," terangnya.

Tak sekedar membuat pakan, tapi mereka juga diajarkan mengenai cara pengemasan dan pemasarannya. Sehingga hasilnya, tidak hanya untuk kebutuhan ternak pribadi melainkan dapat dijual ke masyarakat luas. Saat ini, Bispanci tersedia dalam kemasan 200 gram dan 400 gram.

"Desa kami banyak yang menjadi peternak, tapi untuk kebutuhan pakan tambahan masih membutuhkan suplay dari daerah lain," ungkap Ketua PKK Suratmi.

Hasilnya, produk inovasi ibu PKK ini ternyata mampu menyedot perhatian banyak kalangan dari para peternak kelinci. Kondisi itu terlihat dari jumlah pemasaran yang terus meningkat tajam. Sayangnya, saat ini mereka terkendala produksi lantaran masih menggunakan alat tradisional.

"Kami sudah mencoba menjual dan memamerkan produk kami saat ada Agro Expo, yang digelar oleh Pemkab Banyuwangi beberapa bulan yang lalu. Justru ketika kami jual, kami sempat kewalahan karena kami memproduksinya belum banyak," ujarnya.

Kondisi tersebut tentunya menjadi perhatian serius dari pihak pemerintah setempat, khususnya Kecamatan Tegaldlimo. Inovasi yang diperjuangkan oleh warga desanya itu masih diperlukan adanya pendampingan, baik disisi pendanaan meliputi alat hingga ke pemasaran produk.

"Yang pasti kita akan juga melakukan pembinaan nanti sambil berjalan apa yang dibutuhkan kita akan mencoba untuk memberikannya. Dan yang jelas, ini produk ibu-ibu PKK harapannya dapat memberi dampak ekonomi yang positif bagi anggota terlebih bagi keluarga," ucap Camat Tegaldlimo, Megawan Mashari.

source: beritajatim.com