SOROTAN

6/recent/ticker-posts

Naik Ijen Tak akan Capek Dengan ini.

foto : Merdeka.com

Banyuwangi - Pemkab Banyuwangi kembali menyiapkan terobosan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Banyuwangi. Sejalan dengan konsep ekowisata yang digalakkan sejak beberapa tahun terakhir, kini Pemerintah Kabupaten Banyuwangi tengah intens menyiapkan sarana kereta gantung (cable car) di KWA Gunung Ijen.

Seperti yang dilansir oleh Radar Banyuwangi, panjang lintasan cable car di KWA Gunung Ijen tersebut mencapai 2,3 kilometer. Rute ini menghubungkan Pos Paltuding dengan puncak kawah gunung setinggi 2.443 mdpl tersebut. Rute kereta gantung ini terbagi menjadi dua sesi, yakni dari Pos Paltuding ke Pos Bunder sepanjang 1,8 km dan dari Pos Bunder Menuju kawah sepanjang 500 meter.

Proyek ini diperkirakan akan memakan biaya Rp. 200 Miliar. Pembangunan cable car alias skytrain ini sangat bergantung dengan kurs euro. Dengan adanya cable car, pengunjung memiliki alternatif lain menuju Kawah Ijen. Bisa melalui jalur tracking atau naik kereta gantung alias gondola. akses melihat Blue Fire pun semakin mudah dan nyaman. Rencananya, pembangunan kereta gantung ini akan direalisasikan pada tahun 2017.

Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan, keberadaan cable car di Kawah Ijen tersebut sejalan dengan Nawacita Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Indonesia. "Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, salah satunya dilakukan dengan meningkatkan wisata alam. Wisata alam ini tidak bisa dinikmati semua orang. Contohnya orang yang sudah tua tidak bisa naik ke Ijen. Maka perlu dibangun cable car. Tetapi cable car ini harus ramah lingkungan", ujarnya kemarin (25/10).

Anas mengaku saat ini telah ada tim khusus di bawah kementrian Lingkungan Hidup (LHK) yang membahas khusus tentang pengembangan Ijen dari berbagai pihak. Anas menegaskan status Gunung Ijen tidak diturunkan. Pengembangan kawasan tersebut tetap akan mengedepankan konservasi.

Dengan mengedepankan konsep ecotourism, pengembangan pariwisata di KWA Gunung Ijen dilakukan dengan mengedepankan kelestarian lingkungan dan harmoni dengan masyarakat. "TWA Ijen akan tetap jadi satu kesatuan ekosistem, di mana kelestarian alam menjadi tumpuan utamanya, dan pariwisata menjadi pengembangannya. Masyarakat di sana pun akan berkembang sesuai konsep konservasi, " tambahnya.=.

Menurut Anas,pembangunan kereta gantung hanya membutuhkan titik-titik tertentu untuk tiang pancang. Meski demikian, hal itu tetap melalui proses perizinan pusat. "Intinya pusat mendorong. Buktinya ada tim khusus untuk percepatan. Tetapi, daerah juga harus merespons cepat," cetusnya.

Maka sembari menunggu perizinan cable car berproses, imbuh Anas, pihaknya menggagas dan menjajaki penerbangan langsung (direct flight) Jakarta - Banyuwangi. Penjajakan itu dilakukan dengan pihak Sriwijaya Air. "Ternyata Gayung bersambut. Target saya Maret 2017 beroperasi. Tetapi CEO Sriwijaya siap mulai akhir November kalau izinnya sudah turun. Artinya, respons dunia usaha sangat cepat",  akunya.

Sementara itu, tahap pembangunan cable car di TWA Kawah Ijen telah dimulai oleh calon investor sejak 2014 lalu. Tahap pertama dilakukan dengan ground survey awal. Ground survey awal tersebut dilakukan hingga tahun 2016. Calon investor juga melakukan studi banding ke negara pengguna cable car terbanyak di dunia. Studi banding dilakukan pada periode 2015 - 2016. Selain itu, calon investor juga melakukan ground survey teknis dengan melibatkan konsultan asal Swiss.

Bukan itu saja, pihak calon investor juga melakukan penjajakan pengadaan peralatan dan pembiayaan pada tahun ini, Hal ini terungkap dalam Forum Discussion Group (FGD) yang melibatkan Tim Percepatan Pengembangan Ekowisata TWA Ijen 13 Oktober lalu.

Tim Percepatan Pengembangan Ecotourism Ijen melakukan rapat bersama unsur Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan Hutan Konservasi (PILHK), Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) TWA Ijen dan Pemkab Banyuwangi. Hasilnya, mereka satu suara mempercepat proses penyelesaian perubahan fungsi sebagian kawasan cagar alam (CA) di kawasan Gunung Ijen menjadi Taman Wisata Alam (TWA).

Perubahan fungsi itu harus dilakukan. Sebab, sebaigan rute yang akan dilalui cable car tersebut berada di kawasan CA. Perubahan fungsi itu hanya diberlukan di titik-titik yang akan di manfaatkan untuk menara penyangga kabel sky train tersebut, Jumlah tower yang berada di kawasan CA sebanyak kurang lebih 8 unit.

Berdasar FGD tersebut, langkah langkah tindak lanjut untuk perubahan luasan CA dan TWA tersebut terus dilakukan. Pihak investor melakukan pertemuan dengan BKSDA dan PJLHK dalam rangka persiapan perubahan fungsi sebagian kawasan CA menjadi TWA pada pekan ketiga Oktober.

Selanjutnya, calon investor bakal melakukan pertemuan dengan Pemkab Bondowoso, BBKSDA untuk menyusun rekomendasi perubahan fungsi sebagian perubahan fungsi sebagian kawasan CA menjadi TWA melalui skema perubahan parsial pada pekan keempat bulan ini.

Selanjutnya, akan dilakukan sejumlah tahap lanjutan. Mulai  mengajukan rekomendasi perubahan fungsi sebagian kawasan CA menjadi TWA kepada Gubernur Jatim. Apabila itu terealisasi, langkah selanjutnya dilakukan pengajuan usul Gubernur Jatim kepada menteri LHK tentang perubahan fungsi sebagian kawasan CA menjadi TWA.

Jika seluruh proses berjalan mulus, SK menteri LHK tentang perubahan luasan CA dan TWA kawah ijen diprediksi terbit pada pekan keempat Desember tahun ini. (RADAR)