SOROTAN

6/recent/ticker-posts

Manfaatkan Medsos untuk Respons Aduan Warga, Begini Cerita di Banyuwangi

Banyak kepala daerah yang aktif di media sosial. Salah satunya Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Tak sekadar sebagai gagah-gagahan, tapi untuk menerima masukan atau menyelesaikan masalah.
Melalui akun twitternya a_azwarnas, Bupati Anas memaksimalkan Twitter untuk menerima aduan tentang permasalahan kemiskinan, pendidikan, keluhan infrastruktur, dan lainnya.
Media sosial dinilai Anas sebagai salah satu media penyambung lidah tercepat dengan rakyatnya. Semua kritik dan aduan warga yang masuk ke twitternya langsung ia respons sendiri. Penanganan dipecahkan bersama dalam sebuah media diskusi grup whatsApp. Dalam media diskusi ini, Anas memberikan aturan ketat reaksi cepat penanganan kasus yang harus terselesaikan tak lebih dari 5 jam.
"Semua aduan yang saya terima di twitter pribadi langsung saya teruskan ke grup WhatsApp SKPD dan Camat. Harus ada penanganan ke lokasi yang dilaporkan tidak lebih dari 5 jam, dan ini efektif," ujar Anas ketika berbincang dengan detikcom, Selasa (12/4/2016).
Anas selama ini lebih aktif menggunakan twitternya a_azwarnas untuk berkomunikasi secara virtual dengan warganya. Ia tak pernah merasa alergi dengan kritik dan aduan warga. 
Anas juga tak perduli apakah aduan dan kritik yang disampaikan itu berupa informasi palsu atau hanya kritik tajam tanpa solusi. Yang terpenting bagi mantan anggota MPR termuda itu ialah menyelesaikan keluhan publik dan memberikan penanganan secara cepat dan tepat sasaran.
"Saya mau mendengar keluhan dari warga, dan menyaring aspirasi yang masuk ke twitter pribadi saya. Tidak penting apakah itu informasi fitnah atau tidak! Tapi ditangani atau tidak! Itu kuncinya," tegas Anas.
Berawal dari hal sederhana melalui media sosial inilah, sambung Anas, pihak Pemkab terus berbenah merumuskan formula yang efisien dalam penanganan Unit Gawat Darurat kemiskinan. Tak hanya itu, dengan membuka layanan pengaduan langsung dalam bentuk twitter, kader terbaik NU itu bisa lebih membedah problem dan penyelesaian masalah secara cepat.
"Berkat kemajuan teknologi, saya merasa terbantu karena banyak pengaduan yang direct ke saya. Saya sudah bentuk grup messenger dengan kepala SKPD, saya capture dan langsung kita handle. Mulai dari kasus kesehatan yang dialami balita bernama Cinta, Pak Agus dengan pen di perut, hingga kemiskinan yang ada di pelosok perkebunan semua segera kita respons penanganannya. Kita ingin agar cara yang sudah berjalan ini penanganan ini lebih sistematis, salah satunya lewat UPT ini nantinya" pungkas Anas.
Zaman memang sudah berubah. Bukan soal latah, tapi kemampuan menyesuaikan diri. Jika tertinggal, maka urusannya bisa panjang. Bisa berimbas ke mana-mana. Bagi pejabat, efeknya bisa tatanan birokrasi dan pelayanan masyarakat.
Bupati Anas termasuk sukses menata daerah. Banyuwangi yang dulu bukan apa-apa, kini kian populer. Tak heran, Anas sempat disebut-sebut sebagai kepala daerah yang layak masuk ke jenjang lebih tinggi. Salah satunya ke Pilgub DKI. 
Selain Anas, kepala daerah yang berprestasi di antaranya Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo, Bupati Bojonegoro Suyoto, Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah, Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, Wali Kota Pangkalpinang M Irwansyah, dan Wali Kota Malang Moch Anton. Siapakah di antara mereka akan jadi cagub DKI terbaik?