SOROTAN

6/recent/ticker-posts

Kecantikan Alam Berbalut Mistis di Alas Purwo, Banyuwangi


Taman Nasional Alas Purwo berada di ujung tenggara Pulau Jawa. Bagi yang berani dengan cerita-cerita mistis, ini saatnya menjelajah taman nasional dengan hutan seluas 43 ribu hektar tersebut.

Rombongan turing Honda Smart Adventure diberi kesempatan untuk berkunjung ke sana, Rabu (3/6/2015). Smart Rider -panggilan rider di turing Honda Smart Adventure- sudah disediakan jalan untuk kendaraan bermotor, tapi jalannya rusak cukup parah. Maklum, kelestarian alam di Taman Nasional Alas Purwo sangat dijaga jadi tidak boleh ada banyak pembangunan di sini

Tapi, saat berkunjung ke sana jangan coba-coba masuk ke hutan sendiri tanpa pendamping ya, Traveler. Konon, hanya orang-orang tertentu yang bisa masuk ke hutan belantaranya.

Menurut warga sekitar, percaya tidak percaya di sana merupakan pintu gerbang utama makhluk astral. Kalau ada yang niat macam-macam, jangan harap bisa kembali dengan selamat ke rumah. Begitu cerita mitos di Taman Nasional Alas Purwo ini.

Hutan di Alas Purwo menurut ceritanya sudah sering dijadikan tempat mencari ilmu pesugihan. Pada malam satu suro, banyak yang berkunjung ke Taman Nasional Alas Purwo untuk memuja.

"Wah ini kalau malam satu Suro parkiran mobil pasti tidak cukup menampung," cerita Suyitno Dwi Priyanto sebagai pemandu wisata di TN Alas Purwo.


Gerbang masuk Taman Nasional Alas Purwo (Rangga/detikTravel)
 
 
Sebelum masuk kawasan hutan, suasana angker sudah terasa. Terlihat hutan di Taman Nasional Alas Purwo sangat gelap dengan banyaknya pohon yang menjulang tinggi.

Benar saja, masuk ke hutannya, keadaan jalan sepi. Wisatawan masih bisa membawa kendaraan pribadi sampai Pos Pancur. Jika mau menikmati Pantai Plengkung, kita harus menyewa mobil yang disediakan pengurus taman nasional.

Jarak dari Pos Pancur menuju Pantai Plengkung, cukup jauh dengan jalanan yang rusak makin parah. Jaraknya sekitar 9 km dengan perjalanan lebih dari 30 menit.

Pengunjung yang ingin masuk kawasan hutan dan berkunjung ke Pantai Plengkung pun harus dibatasi. Paling tidak, hanya 6 mobil pengurus yang mengangkut wisatawan.

"Yang masuk sini dibatasi, biar kelihatan alami. Soalnya di sini jantungnya Pulau Jawa. Cuma 6 mobil. Kalau enggak dibatasi otomatis mobil-mobil boleh masuk. Satu mobil bisa muat 7 orang," jelas Suyitno.

Pantai Plengkung memiliki ombak yang cukup besar. Bahkan, turis asing pun banyak yang berkunjung ke sini untuk surfing. Sayangnya, setibanya di Pantai Plengkung, Smart Rider belum beruntung memandang ombak pantai. Saat berkujung ke sana, air di Pantai Plengkung sedang surut.

"Bagusnya dari pagi sampai pukul 13.00 WIB siang. Waktu yang tepat kadang-kadang pagi kadang sore. Enggak tentu sih," kata Suyitno.

Sebelum Smart Rider sampai di Pantai Plengkung, turis asing asal Australia sudah lebih dulu menikmati ombak pantai dengan berselancar pada pagi harinya. Bahkan menurut salah satu turis asing itu, ombak di Pantai Plengkung untuk beberapa waktu masih lebih bagus ketimbang pantai-pantai di Bali.

"Kadang-kadang lebih bagus dari Bali. Kami menginap di sini 10 hari untuk berselancar, mencari waktu yang tepat," kata turis asal Australia itu. 




source: detiktravel